Online Post Processing

Online Post Processing

Online post processing merupakan layanan website SRGI yang menyediakan fitur pengolahan koordinat secara online. Pengguna cukup mengupload file rinex hasil pengukuran GNSS kedalam fitur online post processing untuk mendapatkan hasil koordinat dengan tingkat ketelitian antara milimeter (mm) hingga centimeter (cm). Basis metode pengolahan yang dilakukan oleh online post processing adalah metode radial dengan pengikatan terhadap base yaitu stasiun CORS. Base yang terpilih untuk pengolahan bergantung terhadap ketersediaan data pada waktu tersebut, sehingga tidak selalu base terdekat terhadap titik pengukuran yang akan terpilih.

Metode radial yang digunakan  adalah radial dengan pembobotan yaitu Least Squares Weighted (LSW). Metode ini mempertimbangkan tingkat ketidakpastian dalam setiap pengukuran GNSS dengan memberikan bobot yang sesuai pada masing-masing pengukuran. Bobot ini mencerminkan tingkat kepercayaan terhadap pengukuran tersebut. Dalam LSW, bobot yang diberikan pada setiap pengukuran GNSS dapat ditentukan berdasarkan faktor-faktor seperti presisi pengukuran, kualitas sinyal GNSS, jumlah pengukuran yang tersedia, atau karakteristik lingkungan di sekitar titik pengukuran. Sebagai contoh, pengukuran GNSS yang memiliki presisi yang lebih tinggi atau kualitas sinyal yang lebih baik dapat diberikan bobot yang lebih tinggi daripada pengukuran dengan presisi rendah atau kualitas sinyal yang buruk. Dengan menerapkan pembobotan pada pengukuran radial GNSS, dapat diperoleh hasil perhitungan posisi yang lebih akurat dan dapat mengurangi pengaruh pengukuran yang tidak dapat diandalkan atau memiliki ketidakpastian yang tinggi.

Saat proses pengukuran telah selesai dilakukan pengguna pada umumnya akan mendapatkan report dengan beberapa kriteria solusi hasil pengukuran. Sebagai default, “Phase fixed” akan dilakukan untuk menjamin rover dan kualitas data rover memperoleh posisi yang akurat. Jika rover dan kualitas data tidak memungkinkan fix, jenis solusi akan secara otomatis kembali ke solusi float. Berikut hasil solusi yang mungkin didapat oleh pengguna yaitu:

  1. Phase fixed : Hasil pengukuran GNSS yang telah dilakukan post processing dengan Phase fixed Point memiliki  akurasi 0 cm - 5 cm.
  2. RTK : Hasil pengukuran GNSS yang telah dilakukan widelane post processing (baseline panjang) dengan phase fixed point, memiliki akurasi 5 cm - 15 cm
  3. Float : Hasil pengukuran GNSS yang telah dilakukan post processing dengan phase float point memiliki akurasi 15 cm - 30 cm
  4. Code Only : Hasil pengukuran GNSS yang telah dilakukan post processing dengan solusi kode, memiliki akurasi 30 cm - 1 m
  5. Navigated : Hasil pengukuran GNSS yang telah dilakukan post processing dengan titik yang memiliki akurasi rendah, yang diukur tanpa menggunakan stasiun referensi memiliki hasil akurasii 1 m - 5 m.

Sehingga apabila pengguna mengunggah suatu data pengukuran, maka hasil yang didapat adalah rata-rata hasil dari semua baseline dengan status fixed yang terlibat dalam perhitungan. Jika kasusnya adalah banyak titik maka hasil yang didapat adalah rerata berdasarkan interval waktu data yang diunggah.

Kelebihan dari fitur online post processing adalah terdapat beberapa pilihan sistem koordinat proyeksi yang sesuai dengan user pemetaan di Indonesia yaitu UTM (Universal Transverse Mercator) dan TM3 (Transverse Mercator 3o), selain itu koordinat yang dihasilkan sudah bereferensi terhadap SRGI2013.

Berikut ini adalah beberapa parameter yang digunakan dalam fitur online post processing :

  1. Mengaplikasikan IGS14 antenna phase-center variation model sebagai sumber kalibrasi antena. Pengguna perlu melakukan pengecekan apakah perangkat yang digunakan dalam pengukuran sudah termasuk kedalam database IGS14 antex file. IGS14 antex file dapat diakses melalui link berikut https://www.igs.org//antenna/#fileswg
  2. Sistem satelit yang digunakan dalam pengolahan adalah GPS, GLONASS, Galileo, Beidou, QZSS
  3. Cut off angle yang diaplikasikan sebesar 10o
  4. Tipe ephemeris yang digunakan secara default dalam pengolahan adalah broadcast ephemeris
  5. Model matematik yang digunakan dalam pengolahan ionosfer adalah free linear combination. Model ionosfer baru akan digunakan dengan catatan jarak baseline yang terlibat dalam perhitungan minimal sebesar 15 km.
  6. Model matematik yang digunakan dalam pengolahan troposfer adalah Vienna Mapping Function (VMF)

Selain parameter menu online post processing  juga memiliki limitasi  

  1. Data RINEX yang dapat digunakan adalah versi v2.x, 3.02 dan 3.03
  2. Pengolahan hanya dapat dilakukan dalam rentang waktu 30 hari kebelakang dari tanggal terkini
  3. Dasar dari pengolahan online post processing adalah keberadaan fisik CORS selaku base pengolahan, sehingga radius titik pengukuran yang dapat diolah oleh Online Post Processing berjarak maksimal 80 km dari CORS terdekat
  4. Maksimal ukuran file RINEX yang dapat diunggah untuk diolah dalam satu project sebesar 150 MB.
  5. Mode pengukuran oleh rover yang dapat diolah adalah mode statik dan kinematik
  6. Proses pengolahan akan dilakukan dalam area yang masih terjangkau minimal 1 site CORS dan maksimal yang digunakan adalah 5 site CORS

Kontak

Pusat Jaring Kontrol Geodesi dan Geodinamika
Badan Informasi Geospasial
JL. Raya Jakarta - Bogor KM 46, Cibinong 16911
Tlp. 021-8753155 atau 021-8752062 ext. 3608/3611/3103
Fax. 021-87908988/8753155
Email. srgi@big.go.id